Perbandingan Nilai Lendutan Jembatan Rangka Antara Box Beam Section dan Konvensional dari Kayu Kamper Sebagai Penghubung Antar Dusun
Abstract
Indonesia memiliki lebih dari 80 ribu desa sebagai satuan administrasi terkecil dari NKRI. Setiap desa, setidaknya membutuhkan tiga hingga empat jembatan untuk menyeberangi sungai, dan untuk mengakses fasilitas lainnya. Kebutuhan jembatan yang banyak tersebut tidak dibarengi dengan anggaran negara yang dialokasikan terhadap pembangunan jembatan di desa-desa. Salah satu alternative konstruksi jembatan adalah dari material kayu juga merupakan material yang terbaharukan. Kendala dalam penggunaan kayu untuk konstruksi bangunan adalah kelangkaan kayu dengan dimensi besar. Untuk menanggulangi masalah tersebut, maka munculah kayu rekayasa (engeenered wood), salah satunya yaitu box beam. Box beam terbukti dapat meningkatkan inersia suatu bahan jika dibandingkan balok kayu konvensional dengan luas penampang sama. Penelitian ini bertujuan untuk mencari perbandingan kekakuan antara jembatan kayu konvensional dan jembatan kayu menggunakan elemen box beam dari Kayu Kamper. Unsur kekakuan bias dinilai dari besarnya lendutan yang terjadi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dari perbandingan box beam dan balok kayu biasa ternyata box beam menghasilkan lendutan untuk B.58.58.8 lendutannya 0.852mm. Untuk balok B.50.50.10 lendutan yang terjadi 0.894 mm. Untuk balok B.45.45.12 lendutan yang terjadi 0.931 mm. Sedangkan untuk balok control B.40.40.20 lendutan yang terjadi 0.950 mm. Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa box beam memiliki lendutan yang lebih kecil dari pada jembatan rangka dengan balok control (konvensional). Dan bisa menjadi rekomendasi pemilihan tipe struktur jembatan bentang pendek untuk Pedesaan karena lebih kaku.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (2015). Informasi Statistik Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 2015. Jakarta : Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Kompas.com. (2015, 16 April). “Judesa” Cocok Dibangun di Desa Terpencil. Diperoleh 1 Juni 2017, dari http://properti.kompas.com/read/2015/04/16/092900421/.Judesa.Cocok.Dibangun.di.Desa.Terpencil
Suryoatmono, B. (2013) Kayu Rekayasa Sebagai Masa Depan Struktur Kayu Indonesia. Makalah disajikan dalam The 2nd Indonesian Structural Engineering And Materials Symposium, Jurusan Teknik Sipil Universitas Parahyangan, Bandung 7-8 November.
Tjondro, Adhijoso. (2011) Balok Dan Kolom Papan Kayu Laminasi- Paku. Bandung: Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat Universitas Katolik Parahyangan.
Karyadi, Sri Murni Dewi, Agoes Soehardjono Md. (2013) Experimental Investigation on Characteristics of Mechanics of Box-Section Beam Made Of Sliced-Laminated Dendrocalamus Asper under Torsion. International Journal of Engineering Research and Applications (IJERA), 3 (4) : 2614-2619
Wijaya, S. Handika. (2014). Kekuatan dan Kekakuan Puntir Balok Berpenampang Hollow (Box Beam) dari Kayu Kamper. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Malang : Universitas Negeri Malang.
Oka, Gusti Made. (2009) Analisis Rasio Antara Lebar Dan Tinggi Balok Terhadap Perilaku Lentur Kayu Kamper. Jurnal Smartek, 7 (1) : 24 – 31
Putra, Dharma, Sugita, I N., NI Wayan P (2007) Tegangan Geser Ultimit Epoxy-Resin pada Sambungan Balok Kayu yang Dibebani Gaya Tekan Sejajar Serat. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil. 11 (2): 165 – 170.
Refbacks
- There are currently no refbacks.