Daya Bunuh Ekstrak Daun Mengkudu (Morinda Citrifolia L.) Dalam Bentuk Antinyamuk Cair Elektrik Terhadap Kematian Nyamuk Aedes Aegypti

Isnaeni Anggi Safitri, Widya Hary Cahyati

Abstract

Nyamuk Aedes aegypti merupakan vektor utama DBD di Indonesia. Pengendalian menggunakan insektisida kimia sintetis mendatangkan dampak buruk. Insektisida nabati dari daun mengkudu (Morinda citrifolia L.) dapat menjadi solusi. Penelitian ini bertujuan menganalisis daya bunuh ekstrak daun mengkudu terhadap nyamuk Aedes aegypti beserta nilai LC50, LC90, KT50, dan KT90. Penelitian ini merupakan eksperimen murni dengan rancangan after only with control design. Kelompok perlakuan berupa ekstrak konsentrasi 9%, 12%, 17%, 23%, 31%, dan 43%. Kontrol positif dengan transflutrin dan kontrol negatif dengan akuades. Uji dilakukan empat kali dengan 20 nyamuk per uji. Uji menunjukkan terdapat perbedaan signifikan rerata kematian nyamuk pada setiap konsentrasi ekstrak (p=0,000). LC50=11,608%, LC90=28,633%. KT50 dan KT90 dalam peneitian ini berturut-turut adalah 4,246 menit dan 22,881 menit. Dengan demikian ekstrak daun mengkudu memiliki daya bunuh terhadap nyamuk Aedes aegypti. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengungkap lebih jauh tentang kandungan daun mengkudu yang berpotensi sebagai insektisida.

Keywords

Aedes aegypti, antinyamuk cair elektrik, ekstrak daun mengkudu

Full Text:

PDF

References

Brogdon, William G. dan McAllister, Janet C. (1998). “Insecticide Resistance and Vector Control”. Emerging Infectious Disease. Vol. 4, No. 4, Oktober-Desember 1998, hlm. 605—613.

Dahniar, A. R. (2011). “Pengaruh Asap Obat Nyamuk terhadap Kesehatan dan Struktur Histologi Sistem Pernapasan”. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Volume 11 Nomor 1 April 2011.

Harfriani, Haqkiki. (2012). “Efektivitas Larvasida Ekstrak Daun Sirsak dalam Membunuh Jentik Nyamuk”. Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 7, No. 2, Tahun 2012: 164—169.

https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas/article/view/2813/2868.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2015). Profil Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kovendan, K. K. Murugan, S.P. Shantakumar and S. Vincent. (2012). “Evaluation of Larvicidal and Pupicidal Activity of Morinda citrifolia L. (Noni) (Family: Rubiaceae) against Three Mosquito Vectors”. Asian Pacific Journal of Tropical Disease (2012) S362—S369.

Kovendan, Kalimuthu, Murugan, K., Shanthakumar, S.P., Vincent, S., Hwang, J.S. (2012). “Larvacidal Activity of Morinda citrifolia L. (Noni) (Family: Rubiaceae) Leaf Extract against Anopheles stephensi, Culex quinquefasciatus, and Aedes aegypti”. Parasitol Res (2012) 111: 1481—1490.

___________. (2014). “Mosquitocidal Properties of Morinda citrifolia L. (Noni) (Family: Rubiaceae) Leaf Extract and Metarhizium anisopliae against Malaria Vector, Anopheles stephensi Liston (Diptera: Culicidae)”. Asian Pacific Journal of Tropical Disease 2014; 4 (Suppl 1): S173—S180.

Nisa, Khairun, Firdaus, O., Ahmadi, Hairani. (2015). “Uji Efektivitas Ekstrak Biji dan Daun Mengkudu (Morinda citrifolia L.) sebagai Larvasida Aedes sp”. SEL Vol. 2 No. 2 November 2015: 43—48.

Nugroho, Arif Dwi. (2011). “Kematian Larva Aedes aegypti Setelah Pemberian Abate Dibandingkan dengan Pemberian Serbuk Serai”. Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 7, No. 1, 2011: 91—96. Diakses pada 20 Juli 2017.

https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas/article/view/2802/2858.

Qinahyu, Widya Dwi dan Cahyati, Widya Hary. (2016). “Uji Kemampuan Anti Nyamuk Alami Elektrik Mat Serbuk Bunga Sukun (Artocarpus altilis) di Masyarakat”. Jurnal Care Vol. 4, No. 3, Tahun 2016. Diakses 20 Juli 2017.

https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/care/article/view/380/383.

Safitri. (2011). “Pemetaan, Karakteristik Habitat, dan Status Resistensi Aedes aegypti di Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan”. Jurnal Vektora Vol. III No. 2. Diakses 19 April 2017.

http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/vk/article/view/3329/3339.

Sari, Lisa Anita dan Cahyati, Widya Hary. (2015). “Efektivitas Ekstrak Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dalam Bentuk Granul terhadap Kematian Larva Nyamuk Aedes aegypti”. JURNAL VISIKES Vol. 14, No. 1, April 2015. Diakses pada 17 Juli 2017.

http://publikasi.dinus.ac.id/index.php/visikes/article/view/1156/866.

Shinta, Sukowati, S., Fauziah, A. (2008). “Kerentanan Nyamuk Aedes aegypti di Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan Bogor terhadap Insektisida Malathion dan Lambdacyhalothrin”. Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 7 No.1, April 2008: 722—731. Diakses 19 April 2017.

http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/jek/article/view/1648/995.

Sunaryo, Ikawati, B., Rahmawati, Widiastuti, D. (2014). “Status Resistensi Vektor Demam Berdarah Dengue (Aedes aegypti) terhadap Malathion 0,8% dan Permethrin 0,25% di Provinsi Jawa Tengah”. Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 13 No. 2, Juni 2014: 146—152.

http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/jek/article/view/3952/3789.

Wahyono, Tri Yunis Miko dan Oktarinda. (2016). “Penggunaan Obat Nyamuk dan Pencegahan Demam Berdarah di DKI Jakarta dan Depok”. Jurnal Epidemiolohi Kesehatan Indonesia Vol. 1, No. 1, November 2016.

WHO. (2010). The WHO Recommended Classification of Pesticides by Hazard and Guidelines to Classification 2009. Diakses pada 3 Maret 2017. http://who.int/

Abstract - Print this article - Indexing metadata - How to cite item - Finding References - Email this article (Login required) - Email the author (Login required)

Refbacks

  • There are currently no refbacks.