WILAYAH POTENSIAL DALAM PENGEMBANGAN AGROWISATA BUAH DI KABUPATEN CIREBON

Nur Syamsiyah, Sulistyodewi Sulistyodewi, Tuti Karyani

Abstract

Agriculture in Cirebon Regency very developed, one of the production of agricultural products that have increased the commodity of fruits, in addition to the agricultural sector, the tourism sector became the attraction of visitors to visit Cirebon regency. To be able develop agro-tourism potential areas that will be used as an area of agrobased development of fruit plants such as mango, guava, papaya and banana. Potential superior commodity areas were analyzed using Location Quotient (LQ) analysis of several subdistricts in Cirebon Regency. Cirebon Regency consists of 40 sub-districts, from 40 sub-districts there are 7 districts that become the commodity fruits base sector with LQ value above 1. Subdistricts that become the base areas are Sedong Subdistrict, Susukan Lebak Subdistrict, Greged Subdistrict and Duku putang Subdistrict The base area for the mango fruit commodity, Jamblang District as a guava commodity development area, Duku Puntang subdistrict and Greged sub district is the base for papaya commodities, and Lemah abang and Susukan subdistricts are the basis of banana commodities. For Localization Coefficient and Specialization coefficient, in sub-districts which are fruit commodity base sector there is not one subdistricts which is centered in producing a commodity or specializing in certain farming activities.

Full Text:

PDF

References

Adisasmita, Raharjo. 2006. Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Arsyad, Lincolin. 2015. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Auliyatul, Azza Faizah dan Eko Budi Santoso. 2013. “Arahan Pengembangan Kawasan Pertanian Tanaman Pangan Di Kabupaten Sampang”(Jurnal TeknikPomits Volume 2 Nomor 2 Tahun 2013). Surabaya: InstitutTeknologi Sepuluh November (ITS).

Badan Pusat Statistik Indonesia.2014. Statistik Indonesia Tahun 2014. Jakarta.

Rahayu, Ami., Aziz Nur Bambang, dan Gagoek Hadiman. 2013. “Stategi Peningkatan Status Keberlanjutan Kota Batu Sebagai Kawasan Agropolitan”(Jurnal Ekosains Volume 1 Nomor 1 Maret Tahun2013).Semarang: Pasca Sarjana

Magister Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro.

Sjafrizal.2014. Ekonomi Wilayah dan Perkotaan. Jakarta: Rajawali Press.

Soekartawi. 1994. Teori Ekonomi Produksi Dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb Douglass. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Suroyo, Bambang Trihartono, dan Wiwandari Handayani. 2014. “Pengembangan Kawasan Agropolitan di Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta” (Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Volume 25 Nomor 3Halaman 243-261, Tahun 2014).

Syamsiyah, Nur dan Sulistyowati, Lies. 2014. “Kemitraan Usaha dalam Peningkatan Dayasaing dan Dampak Kebijakan Mangga di Kabupaten Cirebon Jawa Barat”(Prosiding Seminar Nasional). Bandung.

Syamsiyah, Nur. 2015. “Pola Kemitraan Petani Paprika dengan Koperasi Mitra Sukamaju dalam Meningkatkan Pendapatan Petani”(Prosiding Seminar Nasional Pembangunan Inklusif di Sektor Pertanian). Bandung

Syamsiyah, Nur. 2016. “Kajian Kemitraan Petani Paprika (capsicum annum) dalam Upaya Peningkatan Pendapatan Petani” (Jurnal Agricore Vol 1. No 1Juni 2016). Bandung.

Tambunan, Mangara. 2010. Menggagas Perubahan Pendekatan Pembangunan Menggerakkan Kekuatan Lokal Dalam Globalisasi Ekonomi. Yogyakarta.Graha Ilmu.

Tarigan, Robinson. 2007. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Tri Hartanto, Bambang., Suroyo, dan Wiwandari Handayani. 2014 Pengembangan Kawasan Agropolitan Di Kabupaten Kulonprogo, DaerahIstimewa Yogyakarta. Yogyakarta, Jurnal Perencanaan Wilayah Dan Kota Volume 25 Nomor 3 Halaman 243-261 Desember Tahun 2014.

www.bappenas.go.id/files/7913/5228/2106 /bab-viperangkatanalisisuntukperencanaan.pdf .Diunduh 11 Januari 2017 pukul 12.00 WIB.

Abstract - Print this article - Indexing metadata - How to cite item - Finding References - Email this article (Login required) - Email the author (Login required)

Refbacks

  • There are currently no refbacks.