ADAPTASI SOSIAL DALAM MASYARAKAT MULTIKULTURAL ERA KETERBUKAAN INFORMASI

Helsi Ramadani, Indraddin Indraddin, Azwar Azwar

Abstract

Transmigration is one of the government programs in the context of solving population problems which was reopened in 2016 in Sijunjung Regency, namely Kenagarian Padang Tarok. Consisting of ethnic Javanese and ethnic Minangkabau. Given the two different ethnic backgrounds, it is necessary to make an adaptation. The purpose of this study was to determine social adaptation in a multicultural society in the era of information disclosure. This study uses the theory of Arnold Toynbee Challenge and Response. Qualitative method. Data collection with observation and in-depth interview techniques. Informants were taken using purposive sampling technique. Based on the results of the study, it was concluded that the challenges of the Padang Tarok transmigrant community were in the form of language differences, a feeling of being ignored which gave rise to negative sentiments, the emergence of camps and groups between blocks, job choices. and the response to these challenges is to apply Indonesian as a means of communication, to apply an attitude of mutual openness and sharing, to participate in community activities, and to gain gold as a new form of work. The people of Padang Tarok live in a high sense of respect and have an attitude of helping each other.

Abstrak

Transmigrasi merupakan salah satu  program pemerintah dalam rangka pemecahan masalah kependudukan yang dibuka kembali pada tahun 2016 di Kabupaten Sijunjung yaitu Kenagarian Padang Tarok. Terdiri dari Etnis Jawa dan Etnis Minangkabau. Mengingat kedua latar belakang etnis berbeda maka perlu dilakukan sebuah adaptasi. Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui adaptasi sosial dalam masyarakat multikultural era keterbukaan informasi. Penelitian ini menggunakan teori Arnold Toynbee Challenge and Respons. Metode kualitatif. Pengumpulan data dengan teknik observasi dan wawancara mendalam. Pengambilan informan menggunakan teknik Purposive sampling. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa tantangan masyarakat transmigran Padang Tarok berupa Perbedaan bahasa, timbul rasa tidak dipedulikan yang memunculkan sentimen negatif, munculnya kubu-kubu dan kelompok antar blok, pilihan pekerjaan. serta respon dari tantangan tersebut adalah menerapkan Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi, menerapkan sikap saling terbuka dan saling berbagi, berpatisipasi dalam kegiatan masyarakat, dan mendulang emas sebgai bentuk pekerjaan baru. Masyarakat Padang Tarok hidup dalam menerapkan rasa harga-menghargai yang tinggi dan memiliki sikap saling tolong-menolong antar sesama. 

Keywords

adaptation; transmigration; multicultural

Full Text:

PDF

References

Afrizal. (2014). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

Bennett, J. W. (1976). The Ecological Transition: Cultural Anthropology and Human Adaptation. Cyril S. Belshaw (Ed.). England: Pergamon Press Ltd.

Hardjono, J. (1982). Transmigrasi dari Kolonisasi Sampai Swakarsa. Jakarta: Gramedia.

Kusumaatmaja, M. (1978). Hukum Laut Internasional. Bandung: Binacipta.

Moeis, I. (2014). Pendidikan Multikultural Transformatif. Padang: UNP Press.

Soekanto, S. (2005). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press.

Subqi, I., Sutrisno, & Ahmadiansah, R. (2018). Islam dan Budaya Jawa. Solo: Taujih.

Suparmi, N. Y. (2020). Kehidupan Awal Masyarakat Transmigran di Desa Sungai Tenang Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat 1973-1980. Jambi. Universitas Jambi.

Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang

Undang Nomor 15 Tahun 1997 Tentang Ketranmigrasian. Jakarta : Sekretariat Negara RI

Witrianto. (2015). Agresi Penduduk Asli terhadap Transmigran di Desa Tongar Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat tahun 1954. Suluah: Menapaktilas Peradaban. Pasaman

Abstract - Print this article - Indexing metadata - How to cite item - Finding References Review policy - Email this article (Login required) - Email the author (Login required)

Refbacks

  • There are currently no refbacks.