EFEK DOMINO PASCA DIBANGKITKANNYA KESULTANAN KUTAI KARTANEGERA ING MARTADIPURA

Fadli Afriandi, Fachriza Ariyadi

Abstract

Tulisan ini adalah kajian politik identitas yang bertujuan untuk melihat efek domino yang terjadi ketika rezim pemerintahan di tingkat lokal membangkitkan kembali lembaga formal yang dulu pernah hadir di daerah tersebut. Tulisan ini mengajukan tesis utama bahwa identitas dibangkitkan sebagai alat bagi penguasa dalam merebut, mempertahankan, dan menunjukkan kekuasaan. Lembaga formal yang dihidupkan kembali adalah Kesultanan Kutai Kartanegara yang dibubarkan akibat diberlakukannya Undang-Undang Darurat No. 3 Tahun 1953 dan Undang-Undang No. 27 Tahun 1959 tentang pembentukan daerah tingkat II di Kalimantan. Tulisan ini menggunakan pendekatan kulturalisme dengan pandangan instrumentalisme menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui studi kepustakaan. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa rezim membangkitkan kesultanan adalah untuk mendukung proses elektoral dalam pemilihan kepala daerah. Namun tujuan itu tidak tercapai karena Kesultanan Kutai Kartanegara mendukung kerabat kesultanan yang juga ikut dalam proses elektoral tersebut.  Dengan keadaan seperti itu terjadi pergesekan antara rezim pemerintah Kutai Kartanegara dengan Kesultanan Kutai Kartanegara. Akibatnya hajatan tahunan kesultanan (Festival Erau) selama tiga tahun (2004-2006) terhenti karena ketergantungan anggaran pihak kesultanan dengan pemerintah.

This paper is a study of identity politics that aims to see the domino effect that occurs when government regimes at the local level revive formal institutions that were once present in the area. This paper proposes the main thesis that primordial identity is raised as a tool for rulers to seize, defend, and show power. The formal institution that was revived was the Kutai Kartanegara Sultanate, which once existed as a state institution and was dissolved due to the enactment of Emergency Law No. 3 of 1953 and Law No. 27 of 1959 concerning the formation of second-level regions in Kalimantan. This paper uses the approach of culturalism with an instrumentalist view that uses qualitative methods and data collection techniques through literature study. The results of this study indicate that the regime arousing the empire was to support the electoral process in regional elections. However, that goal was not achieved because the Sultanate of Kutai Kartanegara supported the Sultanate's relatives who also participated in the electoral process. Under such circumstances there was a friction between the government regime of Kutai Kartanegara and the Sultanate of Kutai Kartanegara. As a result, the annual celebration of the empire (Erau Festival) for three years (2004-2006) was stopped due to the dependence of the Sultanate's budget on the government.

Keywords

Anggaran; Elektoral; Erau; Identitas

Full Text:

PDF

References

Bert, C. W. (1986). Falling Dominoes. SIAM Review, 28(2). Hlm. 219-224

Buchari, S. A. (2014). Kebangkitan Etnis Menuju Politik Identitas. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia

Castells, M. (2010). The Power of Identity. Oxford UK : Blackwell Publishing Ltd

Haboddin, M. (2012). Menguatnya Politik Identitas di Ranah Lokal. Jurnal Studi Pemerintahan, 3(1), 116-134

Heyes, C. "Identity Politics", The Stanford Encyclopedia of Philosophy (Fall 2018 Edition), Edward N. Zalta (ed.), Diakses melalui https://plato.stanford.edu/archives/fall2018/entries/identity-politics/. Diakses 16 Juni 2020

http://erau.kutaikartanegara.com/index.php?menu=Asal_Mula_Erau pada tanggal 06 Desember 2020

http://www.kutaikartanegara.com/pilkada2005.php pada tanggal 06 Desember 2017

http://www.philosophybasics.com/branch_instrumentalism.html Diakses pada tanggal 17 Desember 2020

https://www.liputan6.com/news/read/138912/kpk-segera-memanggil-saksi-kasus-korupsi-syaukani pada tanggal 11 Juni 2020

Irenewati, T dan Aman. (2014). Dampak Teori Domino Di Negara-Negara Afrika Utara. Jurnal Penelitian Humaniora, 19 (1), 77-84

Jelly, Afrizal & Delfi, M. (2019). Palang Pintu: Politik Identitas Laki-Laki Minangkabau Sebagai Sebuah Respon Terhadap Stigma Janda. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 9(1), 251-268

Keraton Kesultanan Kutai Kartanegara. Diakses melalui http://kesultanan.kutaikartanegara.com/index.php?menu=Keraton_Kutai 05 Desember 2020

Kesultanan Kutai Kartanegara. Sejarah Kesultanan Kutai Kartanegara diakses melalui http://kesultanan.kutaikartanegara.com/index.php?menu=Sejarah pada tanggal 26 November 2020

Kinasih, A. W., (2007). Identitas Etnis Tionghoa di Kota Solo. Yogyakarta: IP Fisipol UGM

Maarif, A. S., (2012). Politik Identitas dan Masa Depan Pluralisme Kita. Jakarta: Yayasan Abad Demokrasi.

Machiavelli. (1987). Sang Penguasa, Surat Seorang Negarawan Kepada Pemimpin Republik. Jakarta : Gramedia

Miles, M. B. & Huberman, A. M. (1992). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press

Nasrudin, J & Nurdin, A.A. (2018). Politik Identitas Dan Representasi Politik (Studi Kasus Pada Pilkada Dki Periode 2018-2022). Hanifiya: Jurnal Studi Agama-Agama, 1(1), 34-47

Pilkada Langsung di Kutai Kartanegara Jadi yang Pertama. Diakses melalui.https://www.merdeka.com/politik/pilkada-langsung-di-kutai-kartanegara-jadi-yang-pertama-9ljvzah.html 06 Desember 2020

Pribadi, B.Y., dan Anshori, A.G., (2014). Pelaksanaan Pembagian Waris Islam Di Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura. Yogyakarta: FH UGM

Salim, A. (2006). Teori & Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana

Sani, M.Y. (2012). Erau: Ritual Politik Dan Kekuasaan. Jurnal Al-Qalam, 18(2), 297-309

Sofia, L., Rosyida, A.H., Sholikhatin, N.H., Ariyanti,N. S., dan Muhliansyah. Gelar Kebangsawanan Kesultanan Kutai Kartanegara Sebagai Status Sosial. Jurnal Psikologi, 6 (2) 2017, 1-8

Stronge, W. J dan Shu, D. (1988). The Domino Effect: Successive Destabilization by Cooperative Neighbours. Proceedings of the Royal Society of London, 418(1854), 155-163

Sudibyo, A. (1998). De-Soekarnoisasi Dalam Wacana Resmi Orde Baru : Kilas Balik Rekayasa Praktek-Praktek Kebenaran dan Wacana Sejarah Oleh Rejim Orde Baru. Jurnal Sosial Politik, 2(1), 1-25

Undang-Undang Darurat Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1953 Tentang Pembentukan (Resmi) Daerah Otonom Kabupaten/Daerah Istimewa Tingkat Kabupaten dan Kota Besar Dalam Lingkungan Propinsi Kalimantan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1959 Tentang Penetapan Undang-Undang Darurat No. 3 Tahun 1953 Tentang Perpanjangan Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran-Negara Tahun 1953 No. 9), Sebagai Undang-Undang

Wafi, A.R.A. (2019). Nilai-Nilai Keislaman dalam Konstitusi Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Jurnal Asy-Syari‘ah, 21(2), 171-186

Abstract - Print this article - Indexing metadata - How to cite item - Finding References Review policy - Email this article (Login required) - Email the author (Login required)

Refbacks

  • There are currently no refbacks.