PEMANFAATAN DAUN KELOR UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI TERNAK KELINCI NEW ZEALAND WHITE

Eko Marhaeniyanto, Sugeng Rusmiwari, Sri Susanti

Abstract

Field research was conducted in the Laboratory of Animal Husbandry University Tribhuwana Tunggadewi Malang. The aim of research to find out the supplementation of Moringa oleifera Lamm leaves (MOL) on basal diets (the grass and pollard) on feed intake, average daily gain and litter size of rabbits.The method used is the method of experiment, a randomized block design (RBD) with 4 treatments and 4 replicates. The treatments tested are P0: grass Cynodon plectostachyus + Pollard; P1: grass Cynodon plectostachyus + (Pollard 90% + MOL 10%); P2: grass Cynodon plectostacius + (Pollard 80% + MOL 20%); P3: grass Cynodon plectostacius + (Pollard 70% + MOL 30%).The results showed that the dry matter feed intake ranged from 98 to 120 g/head/day (± 4-5% of body weight DM),the average daily gains (g/head/day) P0, P1, P2 and P3 each are 9,69a ± 1,77g, 13,48ab±3,05g; 18,96b±5,91gdan 19,83b±7,21and the average litter size of the P0, P1, P2 and P3 each are 6,25a + 0.95; 6,75a+0,50; 7,50ab+0,57; 8,75b+0,95.Conclusion of the study that the use of Moringa oleifera Lamm leaves as feed supplement concentrate female New Zealand White rabbits can increase feed intake, body weight gain and increase litter size. Suggestions for use of Moringa oleifera Lamm leaves powder ranging from 10 to 30% of concentrate feed rabbits

Keywords

feed, moringa oleifera, protein, rabit

Full Text:

PDF

References

Dwiyanto, K., R. Sunarlin, dan P. Sitorus. 1985. Pengaruh persilangan terhadap karkas dan preferensi daging kelinci. Jurnal Ilmu dan Peternakan 1 (10) : 427-430.

Ensiminger, 1990. Feeds and Nutrition. 2nd Ed. The Ensminger Publishing Co., Clovis.

Farrel, D.J. dan Y.C.Raharjo. 1984. Potensi ternak Kelinci sebagai Penghasil Daging. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor.

Febrina, D dan M. Liana, 2008, Pemanfaatan Limbah Pertanian Sebagai Pakan Ruminansia Pada Peternakan Rakyat Di Kecamatan Renggatat Barat Kabupaten Indra Giri Hulu, JITV Volume 5 no 1 Tahun 2008 : 28-37, http://www.uinsuska.info/faperta/attachments/091, jurnal_%20Dewi.pdf[9 April 2014].

Hendayana, R dan M.H. Togatorp, 2003, Struktur Waktu Kerja dan Pendapatan Peternak, JITV Volume III Tahun 2003 : 318-323

Lestari, C.M.S. 2004. Penampilan produksi kelinci lokal menggunakann pakan pellet dengan berbagai aras kulit biji kedelai. Pros. Seminar Nasional Teknologi dan Peternakan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Nalbandov, A. V., 1990. Fisiologi Reproduksi pada Mamalia dan Unggas. Terjemahan Kena, S. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.

N.R.C. 1977. Nutrien Requirement of Rabbit. National Academic of Science, Washington.

Putra, I. G. M., dan Budiasana, N. S., 2006.Kelinci Hias.Penebar Swadaya. Jakarta.

Sastrosupadi, A. 1999. Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian. Kanisius. Yogyakarta.

Sartika, T. 1995. Komoditi kelinci peluang agribisnis peternakan. Semianar Nasional Agribisnis Peternakan dan Perikanan pada Pelita VI. Media. Edisi Khusus: 397-398.

Sarwono, B. 2004. Kelinci Potong dan Hias. Penerbit Agro Media Pustaka, Jakarta.

Sarwono. B. 2005. Beternak Kelinci Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta.

Subroto S., 2000. Ayo Beternak Kelinci Idaman. Penerbit Bhrata Karya Aksara. Jakarta.

Supriadi dan A. Musofie, 2009, Hijauan Pakan dan Kegunaan Lainnya di Lahan Kering, Journal Lokakarya Tanaman Pakan Ternak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta.

Wahyu, J. 2004. Rabbit Production. Sixth Edition. The InterstatePrinters and Publisher, Inc.Danville, Illinois.

Abstract - Print this article - Indexing metadata - How to cite item - Finding References - Email this article (Login required) - Email the author (Login required)

Refbacks

  • There are currently no refbacks.