HUBUNGAN RENDAHNYA KADAR HB, KEKURANGAN ENERGI KRONIK, HIPEREMESIS GRAVIDARUM DENGAN RESIKO TERJADINYA BBLR

Suhartik Suhartik, Yusnita Julyarni Akri

Abstract

Berat badan lahir rendah(< 2500 gr ) merupakan salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap kematian perinatal dan neonatal. Berat badan lahir rendah dibedakan dalam dua kategori yaitu berat badan lahir rendah karena premature dan berat badan lahir rendah karena intra uterine growth retardation

(IUGR) BBLR dan IUGR sebagai akibat ibu dengan status gizi buruk anemia, kekurangan energi kronik, hyperemesis gravidarum.

Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui hubungan antara Anemia, Kekurangan Energi Kronik dan Hyperemesis dengan resiko terjadinya BBLR di Puskesmas Singosari. Metode penelitian ini  mengunakan  metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Janis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskritif korelatif. Metode pengumpulan data yang digunakan kuesioner, observasi, wawancara dengan dokumentasi.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil berjumlah 30 orang.Dianalisis dengan menggunakan regresi linear berganda.Variable anemia (X1), variable KEK (X2) variable hyperemsis gravidarum (X3), variable BBLR (Y).

Berdasarkan hasil analisa didapatkan hasilThitung variable anemia (X1) sebesar 5,454 > T0,05 (2,479) yang berarti bahwa anemia mempunyai hubungan yang signifikan terhadap resiko terjadinya BBLR, variabel KEK (X2) T hitung  8,968 > T0,05 (2,479) yang berarti bahwa KEK mempunyai hubungan sehingga yang signifikan terhadap resiko terjadinya BBLR, variable Hiperemesis gravidarum (X3)  Thitung  11,496 > t0,05 (2,479) mempunyai hubungan yang signifikan terhadap resiko terjadinya BBLR, nilai F hitung = 43,140 >dari nilai F0,05 = 2,95 dapat diartikan bahwa ketiga variable yang diteliti yaitu anemia, KEK, hiperemesis gravidarum mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap resiko terjadinya BBLR, nilai koefisien determinasi atau R square sebesar 0,833 nilai tersebut membuktikan bahwa ketiga variabel yang diteliti yaitu anemia, KEK, dan hiperemesis gravidarum memiliki hubungan yang signifikan terhadap resiko terjadinya BBLR sebesar 83,3% sedangkan 16,7% dipengaruhi oleh faktor lain, dilihat dari hubungan ke tiga  variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) yang dapat disimpulkan bahwa variabel X (hiperemesis gravidarum) lebih dominan terhadap resiko terjadinya BBLR (Y ) yang dibuktikan dengan nilai t hitungt hitung  11,496 > t0,05 (2,479).

Keywords

Hb Rendah(Anemia), KEK, Hiperemesis, Resiko BBLR

Full Text:

PDF

References

Achmad.Djaeni Sediaoetama. 2000. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi. Dian Rakyat,Jakarta.

Almatsier.Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Arisman. 2013. Buku Ajar Ilmu Kesehatan. Edisi 2.Yogyakarta.

Djaeni.Achmad. 2006. Ilmu Gizi. Dian Rakyat,Jakarta.

Febry.dkk. 2013. Ilmu Gizi Kesehatan Untuk Praktisi Kesehatan. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Hidayah.Anasari.2012. Hubungan Kepatuhan Ibu Hamil Mengkonsusi Tablet Fe Dengan Kejadian Anemia Di Desa Pageraji Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas.KTI.Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto.

Nurasalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika, Jakarta.

Notoadmojo. S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.

Notoadmojo. S. 2012. Metodologi penelitian Kesehatan.a Rineka Cipta, Jakarta.

Sharlin. Judith. 2015. Buku Ajar Gizi Dalam Daur Kehidupan. Buku Kedokteran, Jakarta.

Indriyani. A. Siregar. R. 2012.Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Anemia pada IbuHamil.( http://raisasiregar47.blogspot.com.)di akses 05 April 2012.

Sugiyono, 2004.Metode Penelitian Bisnis. Bandung, Alfabeta.

Sugiyono, 2007.Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatit dan R&N., Alfabeta, Bandung.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.