Perencanaan Jaringan Drainase Pemukiman pada Perumahan Istana Safira Jalan Jambu, Semanding, Sumbersekar, Dau, Kabupaten Malang
Abstract
ABSTRAK
Drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum pengertian drainase merupakan serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk membuang kelebihan air atau mengurangi air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan sistem drainase Perumahan Istana Safira Dau Kabupaten Malang yang pada umumnya belum direncanakan semuanya. Analisa dan langkah pemikiran pengelolaan data yang digunakan yaitu metode rasional untuk menghitung debit banjir rencana dan dimensi saluran untuk debit yang telah ditentukan. Hasil analisa hidrolika diperoleh dimensi saluran primer adalah lebar dasar saluran (b) = 0,50 m dan kedalaman saluran (h) 0,50 m. Dimensi saluran sekunder adalah lebar saluran (b)= 0,40 m dan kedalaman saluran (h) 0,40 m. Sedangkan dimensi saluran tersier adalah (b) = 0,30 m dan (h) 0,30 m dengan tinggi jagaan masing – masing saluran adalah 3% dari kedalaman saluran rencana. Penampang melintang saluran berbentuk persegi panjang.
Kata kunci : hidrolika; saluran drainase; skema drainase
ABSTRACT
Drainage means to drain, dispose, or drain water. In general, drainage can be defined as a series of water structures that function to reduce or remove excess water from an area of land so that the land can be used optimally. The purpose of this research is to plan the drainage system of the Istana Safira Dau housing in Malang Regency, which in general is not all planned. Analysis and data management methods used are manual calculations following the rational method for calculating discharges and the formula for finding the water level using h SNI for channel discharge. After the calculation, the primary channel dimension is obtained with the base channel width b = 0.50 m and channel depth 0.50 m, secondary channel dimensions are channel width b = 0.40 m and channel depth is 0.40 m, tertiary channel dimensions is channel width = 0.30 m and channel depth 0.30 m with guard height for each channel is 3% of the planned channel depth. The rectangular cross-section is a rectangular channel.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Marcos Amaral, D J. (2014) Evaluasi Sistem Drainase terhadap Genangan di Kecamatan Wates Kabupaten Blitar. Jurnal Buana Sains Vol 14 No 1 (21-28)
Sinilingga, Budi. (1999). Pembangunan Kota : Tinjauan Regional dan Lokal. Jakarta. Pustaka Sinar Harapan.
Fairizi, D (2015) analisis dan evaluasi saluran draainase pada kawasan Perumnas Talang Kelapa di SubDAS Lambidaro Kota Palembang. Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan Vol 3 No 1 Maret 2015
Mato, B. L (2012) Evaluasi Sistem Jaringan Drainase Di Jalan Soekarno Hatta Malang. Jurnal Buana Sains Vol 12 No 2, 2012
Soemarto, CD. (1986). Hidrologi Teknik. Surabaya: Usaha Nasional
Wesli. (2008). Drainase Perkotaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Suripin. (2004). Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. Penerbit Andi, Yogyakarta.
Suripin. (2010). Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan II. Penerbit Andi, Yogyakarta.
Chow, V T (1997). Hidrolika Saluran Terbuka, Erlangga. Jakarta.
Suhudi (2019). Perencanaan Saluran Drainase pada Jalan Donowarih Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang. Jurnal Reka Buana Vol 4 No 1, 2019
Refbacks
- There are currently no refbacks.