STUDI KASUS SARANA TERAPI OKUPASI DENGAN TAMAN EDUKASI PADA PENDERITA AUTIS DI SLB SUMBER DHARMA KOTA MALANG

Wahidyanti Rahayu Hastutiningtyas, Irawan Setyabudi

Abstract

Terapi okupasi adalah jenis terapi yang secara khusus digunakan untuk membantu anak untuk hidup mandiri dengan berbagai kondisi kesehatan yang telah ada. Terapi ini digunakan sebagai bagian dari program pengobatan untuk anak yang mengidap suatu penyakit, seperti keterlambatan perkembangan sejak lahir, masalah psikologis, atau cedera jangka panjang. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dengan cara deskripsi deduktif dan induktif. Nasution (2004) menyebutkan bahwa penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti setatus sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskipsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Hasil penelitian ini melihat sarana okupasi dengan menggunakan taman edukasi di salah satu SLB Kota malang. Taman edukasi yang ada disekolah meliputi beberapa zona terapi dan pembelajaran. Taman yang digunakan untuk anak autis meliputi konsep bentuk, sirkulasi, dan vegetasi. Taman edukasi dapat digunakan sebagai sarana terapi okupasi dimana terdapat objek terapi yang meliputi fisik dan mental. Bentuk kegiatan yang dilakukan di SLB adalah berupa permainan dengan menggunakan terapi yang berbentuk bermain untuk memberikan kesenangan dan sosialisasi yang baik. Adapun tahapan terapi okupasi, antara lain: (1) Tahap Evaluasi, (2) Tahap Intervensi dan (3) Tahap Hasil Akhir. Tahap terapi okupasi kelompok dapat dilakukan dengan (1) Orientasi, (2) Tahap Pendahuluan (Introduction), (3) Tahap pemanasan (Warm-up activities), (4) Tahap aktivitas terpilih (selected activities) dan (5) Tahap Terminasi.

Keywords

Terapi Okupasi, Taman Edukasi dan Autis

Full Text:

PDF

References

Baskara, M. (2011). Prinsip Pengendalian Perancangan Taman Bermain Anak di Ruang Publik. Jurnal Lanskap Indonesia, 3 (1), pp. 27-34.

Haliimah, M., Asikin, D., dan Razziati H. (2014). Taman Sensori pada Ruang Luar Autism Center di Kota Batu. (Online). (http://download.portalgaruda.org/article.php?article. Diakses 13 April 2017

Lauren, G.M. (2012). Desain Taman Lingkungan untuk Anak Usia Sekolah Dasar Di Cluster Callysta Permata, Perumahan Permata Bintaro, Tangerang Selatan. (online) http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/61159. Diakses 21 April 2017.

Nasution. (2004). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta : Bumi Aksara.

Prabowo, B. A. (2015). Sensory Garden Sebagai Konsep Arsitektur Untuk Terapi Autisme. (Online). (http://archadipa.com/index.php/2015/07/27/sensory-garden-sebagai-konsep-arsitektur-untuk-autisme/). Diakses 13 April 2017

Ramadhani, W.S. (2016). Penerapan Pembelajaran Outdoor Learning Process (OLP) Melalui Pemanfaatan Taman Sekolah Sebagai Sumber Belajar Materi Klasifikasi Tumbuhan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Sains, 4 (3), pp. 1-7.

Tirta & Putra (2008). Terapi okupasi. http://klinikotcponorogo.co.id/2012/01/terapi-okupasi.html

Untari (2006). Terapi okupasi. http://klinikotcponorogo.co.id/2012/01/terapi-okupasi.html

Wahyuni, E. (2015). Sekolah Luar Biasa Autis Boyolali Berbasis Alam dengan Penekanan Taman Terapi. (Online). (http://eprints.ums.ac.id/38805/1/PUBLIKASI.pdf

Abstract - Print this article - Indexing metadata - How to cite item - Finding References - Email this article (Login required) - Email the author (Login required)

Refbacks

  • There are currently no refbacks.