FAKTOR- FAKTOR YANG BERASOSIASI PADA KEJADIAN STUNTING PADA BAYI DI BAWAH DUA TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANDRAH KABUPATEN BIREUEN
Abstract
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Amin NA, Julia M. (2016). Faktor social deografi dan tinggi badan orang tua serta hubungannya dengan kejadian stunting pada balita usia 6-23 bulan. Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesia Journal of Nutrition and Dietetics). 2(3):170-7. associated risk factors. PloS one. 2016;11(5):e0154756.
Almatsier. (2014). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. http:// www. goodreads. com/ book/ show/11095785-prinsip-dasar-ilmu-gizi, 2011.
Chandra A. (2013). Hubungan underlying factors dengan kejadian stunting pada anak 1-2 th. Journal of Nutrition and Health. 1(1).
Children aged 2.0–4.9 years in Notoatmojo S. (1996). Ilmu kesehatan masyarakat. Jakarta. PT Rineka Cipta.
Cahyono F, Manongga SP, Picauly I. (2016). Jurnal Gizi dan Pangan. 11(1).
Darwati D, Mexitalia M, Hadiyanto S, Hartanto F, Nugraheni S. (2016). Pengaruh Intervensi Konseling Feeding Rules dan Stimulasi Terhadap Status Gizi dan Perkembangan Anak di Posyandu Kabupaten Jayapura. Sari Pediatri. 15(6):377-84.
García Cruz LM, Gonzalez Azpeitia G, Reyes Suarez D, Santana Rodríguez A, Loro Ferrer JF, Serra-Majem L. (2017). Factors associated with stunting among children aged 0 to 59 months from the central region of Mozambique. Nutrients. 9(5):491.
Indonesia: prevalence trends and Profil Kesehatan Kabupaten Bireuen. 2017.
Maryunani A, Puspita. (2013). Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal.Jakarta:TIM.
Medical Sciences (Berkala ilmu Kedokteran). (2012). 44(01).
Najahah, I. Adhi T K. Pinatih, I GN. (2013). Faktor resiko balita stunting usia 12-36 bulan di Puskesmas Dasan Agung, Mataram, Propinsi Nusa Tenggara Barat.
Oktarina Z, Sudiarti T. (2006). Faktor Risiko Stunting Pada Balita (24—59 Bulan) Di Liaqat P, Rizvi MA, Oayyum A, Ahamed H, Ishtiaq N. Maternal education and complementary feeding. Pak J Nutr.5(6):563-68.
Pongou R, Ezzati M, Salomon J. (2004). Assesing the Socioeconomic and environmental factors for child nutrition status in Cameroon. Harvard center for population and development studies working paper series. 14(4):2-9.
Profil Kecamatan Pandrah. (2017).
Rahmad AHA, Miko A. (2016). Kajian Stunting pada Anak Balita berdasarkan Pola Asuh dan Pendapatan Keluarga Di Kota Banda Aceh. Kesmas Indonesia. 8(02):58-77.
Richter LM, Victora CG, Hallal PC, Adair LS, Bhargava SK, Fall CH, et al. (2011). Cohort profile: the consortium of health-orientated research in transitioning societies. International journal of epidemiology. 41(3):621-6
Supariasa. (2008). Epidemiologi Gizi, AKZI Malang.
Labada A. (2016). Hubungan karakteristik ibu dengan status gizi balita yang berkunjung di Puskesmas Bahu Manado, 2016 : 3-5 [diakses tanggal 5 Agustus 2018] https://ejournal. unsrat. ac.id/index. php/ jkp/ article/view/11899/11488
Suharyanto ER, puji Hastuti T, Triredjeki H. (2018). Hubungan Status Gizi dengan Perkembangan Anak Usia 1 Sampai 5 Tahun di Kelurahan Tidar Utara Binaan Puskesmas Magelang Selatan Kota Magelang. Jurnal Keperawatan Soedirman. 12(1):27-37.
Rachmi CN, Agho KE, Li M, Baur LA. (2005). Stunting, underweight and overweight in Atmaria. Ketahanan pangan tingkat rumah tangga dn pemenuhan gizi seimbang. Prosiding Temu Ilmiah Konggres XIII PERSAGI;2005; Jakarta: PERSAGI.hlm.318-25.
Sumatera. Jurnal Gizi dan Pangan. 2014;8(3):177-80.
Wandita KHDIS. (2008). Prognostic factors for normal postnatal growth rate in low birth weight infants. Journal of the Sistiarani, C. Faktor maternal dan kualitas pelayanan antenatal yang beresiko terhadap kejadian berat badan lahir rendah (BBLR):Studi pada ibu yang periksa hamil ke tenaga kesehatan dan melahirkan di RSUD Banyumas tahun 200862. Semarang: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro.
Winkel WS. (1996). Psikologi pengajaran. Jakarta Gramedia Widiasarana Indonesia.
Refbacks
- There are currently no refbacks.